VONIS.ID - Perang antara Rusia dengan Ukraina, nampaknya masih didominasi oleh pasukan Vladimir Putin.
Dalam pertempuran yang terjadi di barat daya Donetsk, pasukan Ukraina tampak terjepit dari gempuran pasukan Rusia, guna menguasai Kota Vugledar.
Kendati demikian, pasukan kedua belah pihak saling mengeklaim keberhasilan di pusat kota yang dikelilingi oleh lapangan datar tersebut.
“Pengepungan dan pembebasan selanjutnya dari kota ini menyelesaikan banyak masalah,” kata Denis Pushilin, pemimpin wilayah Donetsk yang ditunjuk Moskow, dilansir dari Sindonews.com.
"Segera, Vugledar akan menjadi kesuksesan baru yang sangat penting bagi kami," katanya lagi, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (28/1/2023).
Tetapi pasukan Ukraina mengatakan kota itu, yang memiliki populasi pra-invasi sekitar 15.000 orang, tetap diperebutkan.
“Ada pertempuran sengit di sana,” kata juru bicara militer Ukraina Sergiy Cherevaty kepada media lokal.
"Selama berbulan-bulan, militer Federasi Rusia...telah berusaha mencapai kesuksesan yang signifikan di sana," katanya.
Dorongan Moskow untuk merebut Kota Vugledar adalah bagian dari upayanya untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk, yang telah dinyatakan sebagai bagian dari Federasi Rusia melalui referendum tahun lalu.
Kota itu juga terletak di sepanjang front selatan yang menurut beberapa pihak bisa menjadi fokus kemungkinan serangan Ukraina yang berusaha memotong wilayah yang diduduki Rusia ke Laut Azov.
"Serangan Rusia di daerah Vugledar bisa menjadi bagian dari serangkaian serangan yang merusak yang ditujukan untuk membatasi kemungkinan operasi balasan Ukraina di masa depan," kata Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di AS.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan Hari Peringatan Holocaust Internasional untuk menyerang Ukraina, menyebut orang-orang di negara itu "neo-Nazi" untuk membenarkan invasi 11 bulan-nya.
“Melupakan pelajaran sejarah mengarah pada pengulangan tragedi yang mengerikan,” kata Putin.
“Melawan kejahatan itulah tentara kita dengan berani bertempur,” ujarnya.
Tetapi di Polandia, di mana sekitar tiga juta orang Yahudi dibantai selama Perang Dunia II, para pejabatnya menuduh Rusia mengabadikan pemikiran Nazi.
“Pada peringatan pembebasan kamp kematian Nazi Jerman, Auschwitz-Birkenau, mari kita ingat bahwa di timur Putin sedang membangun kamp baru,” kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki di Facebook.
“Solidaritas dan dukungan yang konsisten untuk Ukraina adalah cara efektif untuk memastikan bahwa sejarah tidak menjadi lingkaran penuh,” ujarnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menandai Hari Peringatan Holocaust dengan mendesak dunia untuk bersatu melawan "ketidakpedulian" dan "kebencian".
“Hari ini, seperti biasa, Ukraina menghormati ingatan jutaan korban Holocaust. Kami tahu dan ingat bahwa ketidakpedulian membunuh bersama dengan kebencian,” katanya.
(redaksi)