VONIS.ID - Jumat (26/8/2022), mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Guru Samarinda menggelar unjuk rasa di halaman Balai Kota Pemkot Samarinda.
Menggunakan almamater Universitas Mulawarman, belasan mahasiswa itu menyampaikan aspirasi kepada wali kota terkait wacana pemotongan insentif guru honorer.
Menggunakan alat pengeras suara mega phone dan membetangkan spanduk berisi suara guru, peserta aksi berdialog langsung dengan wali kota.
Menurut Humas aliansi Fitrianto, demonstrasi yang dilakukan berdasarkan salah satu berita di media sosial yang menyatakan pemkot bakal memotong insentif guru honorer sebesar Rp 450 ribu per orang.
“Aksi ini bagian dari keresahan yang sejak lama dirasakan para guru. Perwali nomor 8 tentang insentif guru ayat 3 diperbolehkan berubah tergantung dengan pendapatan daerah,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, dalam aturan pewali sebelumnya, insentif bagi guru honorer senilai Rp 700 ribu.
Menanggapi hal tersebut di depan para pengunjuk rasa, Wali Kota Samarinda Andi Harun membantah pernyataan aliansi peduli guru tersebut. Rp 700 ribu tetap menjadi hak para guru honorer TK, SD dan SMP.
“Saya tegaskan,tidak ada pemotongan insentif guru honorer,” kata Andi Harun tegas.