Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Samarinda, kembali menimbulkan bencana. Kali ini, tanah longsor terjadi di sisi kanan inlet Ter...
VONIS.ID, SAMARINDA - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Samarinda, kembali menimbulkan bencana.
Kali ini, tanah longsor terjadi di sisi kanan inlet Terowongan Samarinda, tepatnya di Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Samarinda Ilir.
Material longsoran dilaporkan menimbun area lereng seluas lebih dari 200 meter persegi, memicu kekhawatiran soal keamanan struktur proyek strategis tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim, menegaskan bahwa kejadian ini bukan sekadar insiden ringan.
“Dari hasil pemantauan dan dokumentasi yang kami terima, terlihat jelas bahwa ini indikasi gangguan struktural. Ini alarm serius yang harus segera direspons,” ujar Rohim, Jumat (16/5/2025).
Komisi III DPRD pun langsung merespons dengan rencana pemanggilan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda.
Mereka menuntut penjelasan lengkap, dari penyebab hingga potensi dampak terhadap terowongan secara keseluruhan.
“Kami ingin tahu secara detail: apa yang menyebabkan longsor, bagaimana penanganannya, dan apakah struktur terowongan masih aman atau tidak,” tegasnya.
Menurut Rohim, proyek strategis seperti ini harus dirancang tahan terhadap risiko longsor dan bencana iklim lainnya.
Ia juga menyoroti pentingnya audit teknis menyeluruh dan pelaporan yang terbuka kepada publik.
“Jangan main-main. Ini menyangkut keselamatan warga dan kepercayaan publik. Audit harus dilakukan, hasilnya diumumkan terbuka,” ujarnya.
Ia menutup pernyataan dengan mengingatkan Pemkot Samarinda agar tidak menganggap remeh insiden ini.
“Yang dibutuhkan sekarang adalah kejelasan, evaluasi teknis yang jujur, dan langkah nyata. Proyek ini terlalu besar untuk disikapi setengah hati,” pungkasnya. (adv)